Biden: Penggunaan Kekuatan adalah 'Upaya Terakhir' Cegah Iran Peroleh Senjata Nuklir

- 15 Juli 2022, 15:12 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dituduh menjadi bagian dalam misi rahasia Rusia untuk menghancurkan negaranya dari dalam.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dituduh menjadi bagian dalam misi rahasia Rusia untuk menghancurkan negaranya dari dalam. /Reuters/Elizabeth Frantz 

BERITA MANDALIKA - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memulai kunjungan ke Timur Tengah pada Rabu, 13 Juli 2022.


Biden mengatakan dia akan menggunakan kekuatan sebagai upaya terakhir untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Joe Biden dalam sebuah wawancara dengan Saluran 12 Israel yang direkam sebelum keberangkatannya dari Washington pada Selasa dan disiarkan hari ini, jika Perjanjian Iran bisa membahayakan.
Bahkan, Biden akan memasukkan Pengawal Revolusi Iran dalam daftar organisasi teroris asing AS.
Hal itu dikatakannya, jika ini mengarah pada penghentian operasi pada Perjanjian nuklir Iran 2015.
Ditanya apakah pernyataan sebelumnya bahwa dia akan mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir berarti dia akan menggunakan kekuatan melawan Iran, Biden berkata itu upaya terakhir.
"Jika ini adalah upaya terakhir, ya," kata dia.
Iran membantah sedang berusaha memperoleh senjata nuklir dan mengatakan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.
Upaya untuk menghidupkan kembali perjanjian telah gagal sejauh ini, dan seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Reuters, bahwa peluang untuk menghidupkannya kembali menurun setelah pembicaraan tidak langsung yang terjadi antara Amerika Serikat dan Iran di Doha dua minggu lalu.
Negosiator berada di ambang mencapai kesepakatan baru pada bulan Maret, tetapi pembicaraan gagal sebagian besar karena penolakan Amerika Serikat terhadap permintaan Teheran agar Washington menghapus Pengawal Revolusi Iran dari daftar teroris, mengklaim bahwa permintaan ini berada di luar lingkup menghidupkan kembali perjanjian.
Ditanya apakah dia berkomitmen untuk menjaga Pengawal Revolusi Iran dalam daftar organisasi teroris asing bahkan jika ini menyebabkan penghentian perjanjian, Biden menjawab,
"Ya.".***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah