Gerah Disorot Miring, Pemimpin Taliban Minta Dunia Tak Ikut Campur Soal Urusan Afghanistan

- 13 Juli 2022, 05:17 WIB
Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Afganistan kini menjadi 950 orang dan 600 orang dilaporkan terluka.
Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Afganistan kini menjadi 950 orang dan 600 orang dilaporkan terluka. /Media malang/

BERITA MANDALIKA - Pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada menyerukan agar dunia berhenti mencampuri urusannya dalam menjalankan pemerintahan di Afghanistan.

Akhundzada bersikeras bahwa hukum syariah adalah satu-satunya model untuk negara Islam yang sukses. Pernyataan tersebut diungkapkan saat ia berbicara di depan pertemuan besar para ulama di Kabul, ibu kota Afghanistan pada Jumat, 1 Juli 2022 lalu.
Lebih dari 3.000 ulama telah berkumpul di Kabul sejak sehari sebelumnya untuk pertemuan 3 hari yang dikhususkan untuk pria.
"Mengapa dunia mencampuri urusan kita?" kata Akhundzada dalam pidatonya dikutip beritamandalika.com dari The Manila Times pada Minggu, 3 Juli 2022.
"Mereka mengatakan: 'Mengapa Anda tidak melakukan ini, mengapa Anda tidak melakukan itu?'. Mengapa dunia ikut campur dalam pekerjaan kita?" katanya lebih lanjut.
Akhundzada jarang meninggalkan Kandahar, tempat kelahiran dan jantung spiritual Taliban. Kedatangannya di aula pertemuan disambut dengan sorak-sorai dan teriakan "Hidup Imarah Islam Afghanistan", nama resmi Taliban untuk negara tersebut.
Tidak ada wanita yang menghadiri pertemuan ulama tersebut, tetapi salah seorang sumber Taliban mengatakan bahwa masalah pelik seperti pendidikan anak perempuan akan dibahas.
Selain itu, Akhundzada juga mengatakan bahwa Taliban telah memberikan kemenangan untuk Afghanistan dan menyerahkan kepada para ulama untuk memberitahu penguasa baru tentang cara menerapkan hukum syariah dengan benar.
"Sistem syariah berada di bawah 2 bagian, yaitu ulama dan penguasa. Jika para ulama tidak menasihati penguasa untuk berbuat baik, atau para penguasa menutup pintu terhadap para ulama, maka kita tidak akan memiliki sistem Islam," tuturnya.
Kemudian, ia memperingatkan bahwa negara-negara non-Muslim akan selalu menentang negara Islam murni, sehingga umat beriman harus menanggung kesulitan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Anda harus bersaing, Anda harus menanggung kesulitan. Dunia saat ini tidak akan mudah menerima Anda menerapkan sistem Islam," ucapnya.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah